Menjadi orang tua adalah perjalanan penuh cinta, kebahagiaan, sekaligus tantangan. Tidak ada orang tua yang sempurna — semua orang pasti pernah berbuat salah, apalagi ketika sedang lelah, sibuk, atau stres. Kabar baiknya, sebagian besar kesalahan bisa diperbaiki hanya dengan menyadari apa yang perlu diperbaiki dan berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Berikut tujuh kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua, bahkan yang sangat sayang pada anaknya sekali pun, serta cara sederhana untuk menghindarinya.
1. Tidak Mendengarkan Perasaan Anak
Banyak orang tua sayang pada anaknya, tetapi tanpa sadar mengabaikan perasaan mereka. Ketika anak berkata, “Aku sedih”, “Aku takut”, atau “Aku kecewa”, kadang orang tua menjawab:
-
“Ah, kamu lebay.”
-
“Udahlah, itu cuma perasaan.”
-
“Kamu kan kuat, nggak usah nangis.”
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Jika perasaan anak tidak diakui, mereka bisa tumbuh menjadi remaja atau dewasa yang sulit mengungkapkan emosi atau takut untuk jujur pada orang lain.
Cara yang Lebih Baik
Coba dengarkan dengan empati:
-
“Coba ceritakan ke Ibu/Ayah.”
-
“Tidak apa-apa merasa begitu.”
-
“Aku ada di sini buat kamu.”
Dipeluk dan didengarkan bukan membuat anak manja, tetapi justru membuat mereka kuat secara emosional.
2. Menuntut Perfeksionisme
Beberapa orang tua tanpa sadar memasang standar yang terlalu tinggi. Anak diharapkan selalu dapat nilai bagus, selalu sopan, selalu berhasil, dan tidak boleh salah.
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Perfeksionisme membuat anak:
-
Takut gagal
-
Takut mencoba hal baru
-
Mudah stres
-
Merasa tak pernah cukup baik
Cara yang Lebih Baik
Fokus pada proses, bukan hasil:
-
Hargai usaha, bukan hanya nilai.
-
Puji kemajuan kecil.
-
Ingatkan bahwa kesalahan itu bagian dari belajar.
3. Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Ini adalah kebiasaan yang sangat umum:
-
“Tuh lihat kakakmu lebih pintar.”
-
“Temanmu saja bisa, masa kamu nggak?”
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Perbandingan membuat anak merasa:
-
Tidak berharga
-
Cemburu
-
Tidak percaya diri
-
Takut mengecewakan
Cara yang Lebih Baik
Berikan dukungan sesuai kemampuan mereka:
-
“Kamu punya kelebihan sendiri.”
-
“Kita belajar pelan-pelan, ya.”
Setiap anak punya waktu tumbuh yang berbeda, sama seperti bunga yang mekar di musimnya masing-masing.
4. Terlalu Sering Marah atau Menggunakan Kata-Kata Kasar
Orang tua pasti lelah dan emosi itu normal. Tapi ketika kemarahan menjadi cara utama mendisiplinkan anak, dampaknya bisa panjang.
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Anak merekam luka emosional lebih lama daripada yang kita bayangkan. Mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang:
-
Takut berkata jujur
-
Mudah marah karena meniru
-
Tidak percaya diri
Cara yang Lebih Baik
Ambil jeda sebelum menegur. Bicaralah dengan tenang:
-
“Apa yang kamu lakukan itu salah, tapi Ibu/Ayah tetap sayang.”
-
“Yuk kita bahas kenapa ini bisa terjadi.”
Nada yang tenang lebih efektif daripada bentakan.
5. Tidak Memberikan Batasan yang Jelas
Ada orang tua yang terlalu longgar karena takut anak marah atau tersinggung.
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Tanpa batasan:
-
Anak bingung mana yang benar dan salah.
-
Disiplin sulit terbentuk.
-
Anak bisa tumbuh terlalu bebas atau justru tidak mandiri.
Cara yang Lebih Baik
Buat aturan yang jelas dan konsisten:
-
“Kita tidur lebih awal supaya tubuh sehat.”
-
“Kalau main harus tahu waktu.”
Batasan bukan untuk mengekang, tapi untuk melindungi.
6. Tidak Memberi Contoh yang Baik
Anak belajar dengan cara meniru. Ketika orang tua berkata satu hal tetapi melakukan hal yang berbeda, anak menjadi bingung.
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Anak lebih mudah meniru tindakan daripada mendengar nasihat. Mereka mencontoh:
-
Cara bicara
-
Cara menghadapi masalah
-
Cara memperlakukan orang lain
Cara yang Lebih Baik
Sebelum meminta anak berubah, pastikan kita memberi teladan:
-
Tunjukkan kesabaran.
-
Tunjukkan kejujuran.
-
Tunjukkan disiplin.
Orang tua adalah role model pertama dalam hidup anak.
7. Terlalu Sibuk hingga Kurang Memberikan Waktu Berkualitas
Banyak orang tua memberikan fasilitas, tetapi lupa memberikan hadir sepenuhnya. Anak mungkin tidak ingat mainan apa yang kita beli, tetapi mereka selalu ingat waktu yang kita habiskan bersama.
Kenapa Ini Jadi Kesalahan
Anak bisa merasa:
-
Kurang diperhatikan
-
Merasa tidak penting
-
Menarik diri atau mencari perhatian dengan cara negatif
Cara yang Lebih Baik
Luangkan waktu singkat namun berkualitas:
-
15 menit bercerita sebelum tidur
-
Makan bersama tanpa gadget
-
Mengobrol tentang hari mereka
Yang anak butuhkan bukan kesempurnaan orang tua—melainkan kehadiran.
Penutup
Setiap orang tua pasti pernah melakukan salah satu atau bahkan beberapa dari kesalahan ini. Itu wajar. Yang terpenting adalah kesadaran untuk memperbaiki, karena menjadi orang tua bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang terus berkembang bersama anak.
Perubahan kecil bisa membuat hubungan dengan anak jauh lebih hangat, dekat, dan penuh kepercayaan. Yang penting bukan masa lalunya, tetapi langkah yang kita lakukan mulai hari ini.